Layanan Kesehatan Suku Pedalaman Papua di Mimika Kini Lebih Dekat
“Saya sudah dua kali ke RS Mitra Masyarakat. Pelayanan dan obat-obatan semuanya gratis. Saya hanya perlu bayar Rp5.000 untuk administrasi pendaftaran,” kata Magdalena, Warga Suku Amungme yang datang jauh-jauh dari area dataran tinggi untuk berobat ke RS Mitra Masyarakat (RSMM), Timika, Papua.
Direktur RSMM dr. Jhoni Ribo Tandisau mengatakan rumah sakit memberikan pelayanan gratis kepada tujuh suku yang berada di daerah kawasan tambang PT Freeport Indonesia (PTFI). Warga yang ingin berobat ke rumah sakit hanya perlu memiliki KTP dan mendaftar. Tujuh suku tersebut adalah Amungme, Kamoro, Moni, Dani, Damal, Ekari, dan Nduga.
“Ketentuannya mereka punya KTP Timika, mereka daftar dan kita lakukan pemeriksaan sesuai keluhan pasien. Ad tidak berbelit-belit asal pasien dari tujuh suku maka kami akan memberikan layanan gratis karena ditanggung yayasan,” katanya.
Gagasan pendirian RSMM lahir dari kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang kurang memadai. Pelayanan kesehatan di wilayah Mimika masih amat terbatas dan warga kesulitan mengakses sarana kesehatan karena jarak puskesmas di Kwamki Baru cukup jauh dari tempat tinggal.
“Maka diperlukan fasilitas rumah sakit yang mudah diakses oleh masyarakat tujuh suku. Dengan harapan rumah sakit tersebut dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat khususnya yang berada di sekitar Kawasan pertambangan,” kata Jhoni.
RSMM didirikan menggunakan dana kemitraan PTFI bersama Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). Adapun untuk operasional rumah sakit dilakukan oleh Yayasan Caritas Timika Papua (YCTP).
“Pemerintah, PTFI, YPMAK dan Gereja Katolik bergotong-royong mendirikan RSMM dengan pembagian peran pemerintah menyiapkan lahan, PTFI melalui YPMAK menyiapkan dana operasional dan Gereja Katolik menyiapkan pengelola,” kata Jhoni.
Dibuka pada Agustus 1999, RSMM memberikan pelayanan kesehatan umum dan menjadi rujukan bagi masyarakat tujuh suku di Kabupaten Mimika, khususnya di daerah dataran rendah. Seluruh biaya operasional ditanggung sepenuhnya oleh YPMAK.
Selain RSMM, untuk membuka luas akses masyarakat kepada pelayanan kesehatan, pemerintah Kabupaten Mimika membangun RS Waa Banti dengan dukungan PTFI.
Sejak beroperasi pada September 2023, RS Waa Banti telah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Desa Banti I, Desa Banti II, Kampung Opitawak, dan beberapa kampung sekitar lokasi pertambangan PTFI.
Director of Community Affairs & Sustainability PTFI Claus Wamafma mengatakan infrastruktur Kesehatan yang memadai sangat penting di Kabupaten Mimika.
“Kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan adalah prioritas. Untuk itu Freeport Indonesia berkolaborasi dengan Pemkab Mimika mengembangkan RS Waa Banti,” katanya.
Ia mengatakan selain pelayanan kesehatan, PTFI juga aktif memberantas malaria, dengan mendirikan Malaria Center, melalukan penyemprotan, dan vector control.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika Reynold Rizal Ubra mengatakan RS Waa Banti akan diperkuat dengan tenaga kesehatan dari puskesmas yang bertugas di Pos Banti dan puskesmas lainnya.
“Melalui upaya kolaboratif dengan PTFI, pemerintah daerah berkomitmen untuk memperluas akses pelayanan kesehatan agar lebih dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat,” katanya.
sumber: https://news.detik.com/berita/d-7079055/layanan-kesehatan-suku-pedalaman-papua-di-mimika-kini-lebih-dekat.