Almarhum Pernah Menjadi Wartawan, PNS Dan Terakhir Anggota BIN


Memory Bersama H, Agus Suryanto (1)

Setiap orang memiliki pilihan hidup, dan setiap pilihan hidup seseorang pasti ada konsekwensi yang harus di terima. Selamat jalan untuk sahabat kami, almarhum H. Agus Suryanto semoga Allah SWT menempatkan mu di surga.

Almarhum H. Agus ini merupakan teman sesama profesi sebagai seorang jurnalis. Kiprahnya di dunia jurnalistik telah ditekuninya belasan tahun, kendati kami berkerja di media yang berbeda namun setiap hari kami tetap bersama dan bertemu saat bertugas meliput berita.

Lalu apa hubungannya dengan judul tulisan saya di atas?” Wartawan, PNS dan BIN”

Dulu saya dan almarhum, H. Agus Suryanto ini sama-sama berprofesi sebagai wartawan, lalu pada jaman Bupati Dompu, H. Abubakar Ahmad, SH ada pendataan honorer untuk dimasukan dalam Database (basisdata) untuk diangkat menjadi PNS. kebetulan saat itu saya, H. Abdul Muis, M. Rifa,i, H. Agus Suryanto (almarhum) pulang dari acara kunjungan di SMA Satu Manggelawa bersama Bupati Dompu, Ompu Biko.

Ditengah perjalanan pulang mantan Bupati Dompu ini meminta pada kami untuk segera memasukan data di bagian kepegawaian Pemkab Dompu, agar terdata di Database. Kok, gimana ceritanya wartawan bisa dimasukan di database honorer?

Saat itu kami bukan saja sebagai wartawan tapi juga memiliki SK honorer di program IDB di Dinas Dikpora dan ADB di Bappeda Kabupaten Dompu. Dan setiap bulan kami menerima honor dan memiliki absen sesuai persyaratan untuk honorer yang masuk database.

Dan alhamdulillah hanya pria yang lahir tahun 1972 inilah, yang menerima tawaran mantan Bupati itu untuk menjadi PNS, sementara saya dan beberapa teman lainya memilih untuk menolak tawaran itu dan tetap konsisten menekuni profesi sebagai seorang jurnalis sampai sekarang.

Almarhum H. Agus Suryanto diangkat menjadi PNS tahun 2007 dan menjadi anggota Badan Inteljen Nasional (BIN) sejak tahun 2016.

Saya memiliki banyak sekali suka duka dengan almarhum H. Agus ini. Sekitar tahun 2006 lalu saya dan almarhum diundang untuk mengikuti pelatihan jurnalistik di Mataram, kebetulan saat itu semua wartawan memiliki Honda dinas yang diberikan oleh mantan Bupati Dompu, H. Abubakar Ahmad untuk memperlancar tugas jurnalistik. Mumpung sepeda motor itu masih baru, saya dan almarhum pun bersepekat untuk menggunakan sepeda motor dinas plat gincu itu ke Mataram.

Singkat cerita saya dengan almarhum berboncengan menuju Mataram, namun di tengah perjalanan yakni pas tiba di Alas Sumbawa sekitar pukul, 15.30 WITA saya dan almarhum diguyur hujan lebat. Dan terpaksa kami berdua pun istrihat untuk menunggu hujan reda. Tapi setelah kami menunggu satu jam hujan itu belum juga reda. Sementara jam sudah menunjukan pukul 17.30 WITA.

Agar tidak terlambat sampai di Mataram, Saya dan almarhum pun memutuskan untuk terus melanjutkan perjalanan ke Mataram walaupun dalam kondisi hujan masih lebat, dan bahkan sebagian celana dan baju kami berdua dalam kondisi basah. Kebetulan saat itu kami hanya punya satu jas hujan.

Dan kondisi turun hujan itu masih terjadi saat kami memasuki Kapal Penyeberangan Poto Tano-Khayangan.

Dalam kondisi turun hujan yang belum reda itupun Alhamdulillah saya dan almarhum sampai juga di pelabuhan khayangan. Akhirnya karena cuaca dingin dan tubuh kami sudah mulai terasa gemetar karena kedingin, akhirnya kami berdua memutuskan untuk mampir di pelabuhan khayangan Lombok. Kebetulan di pelabuhan khayangan ada kakak iparnya Almarhum Agus Suryanto. Setelah almarhum minum kopi dan merokok dan saya hanya minum teh hangat, kami pun pun memutuskan untuk segera melanjutkan perjalan ke Mataram, kendati hujan belum reda, tapi hanya rintik-rintik. Dan singkat cerita Alhamdulillah kami berduapun tiba di hotel di Mataram sekitar pukul 22.00 WITA. (bersambung)

Berita Terkait

Top