Pulang Dari Mataram Dua Kali Terkena Rajia


Memory Bersama H. Agus Suryanto (2)

 

Kami mengikuti pelatihan jurnalistik selama 3 hari di hotel Lombok Raya Mataram, usai acara penutupan sekitar pukul, 12.00 WITA saya dan almarhum memutuskan untuk pulang hari itu juga. Saya dan almarhum star dari Mataram sekitar pukul, 14.00 WITA setelah sebelumnya sesuai kebiasaan saya karena sepeda motor itu digunakan perjalanan jauh maka wajib saya mengganti oli dan memastikan kondisi sepeda motor dalam keadaan prima. Demikian juga dengan kondisi ban motor.

Usai mengganti oli sepeda motor, almarhum, H Agus meminta agar dia yang didepan untuk membawa Sepeda Motor dan saya berada di belakang. Selama perjalanan Mataram-Pelabuhan Khayangan Lombok Timur, agar tidak terasa melelahkan kami pun isi dengan saling share dan membahas kembali tentang ilmu pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh Dewan Pers RI itu. Banyak ilmu jurnalistik yang kami peroleh mulai bagaimana cara menulis berita, wawancara, etika, kode etik dan sampai pakaian kita kenakan saat meliput berita serta saat berhadapan dengan narasumber. dan juga standar-standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang memilih profesi wartawan.

Tidak terasa kami sampai di Lombok Timur. Karena keasikan bergosip ria tentang hasil pelatihan, sampai tidak menyadari kalau di depan ada Rajia. Kami pun diberhentikan oleh petugas polantas,”selamat sore pak maaf mengganggu perjalananya, seraya meminta kelengkapan surat-surat kendaraan dan SIM.

Ketika almarhum membuka dompet untuk mengambil SIM dan meminta STNK pada saya, tiba-tiba ada yang menegur kami berdua’lho darimana? tegurnya dengan spontan. Eh..ternyata setelah kami menoleh ke belakang ternyata Kasat Lantas Polres Lombok Timur yang sebelumnya memang pernah bertugas di Dompu.

Akhirnya surat-surat kendaraan yang memang sudah mati pajaknya dan SIM tidak jadi dikeluarkan di dompet dan kami pun ngobrol ngobrol dengan Kasat Lantas yang memang saya sudah lupa namanya itu.

Setelah ngobrol beberapa saat, kami berduapun minta pamit untuk melanjutkan perjalanan apalagi waktunya sudah sore sekitar pukul 17.00 WITA. Namun pak Kasat Lantas Polres Lombok Timur ini memaksa kami untuk makan dulu di rumah makan yang kebetulan tidak jauh dari lokasi Rajia. Sebagai bentuk penghargaan kepada teman lama, saya dan almarhum pun mengamini ajakan itu.

Setelah makan saya dan almarhum pun minta pamit sekalian mengucapkan terima kasih atas traktir makanya. Tapi, sebelum kami pergi Kasat Lantas asal Jawa Barat ini.

Setelah pamit, kami berdua melanjutkan perjalanan pulang menuju pelabuhan Khayangan Lombok Timur. Singkat cerita setelah kurang lebih satu jam tiga puluh menit sampai di Pelabuhan Poto Tano hujan mulai rintik-rintik sementara waktu sudah magrib.

Karena sudah malam saya dan almarhum mampir sholat magrib dan sekalian sholat isha di Masjid yang ada di pinggir jalan Poto Tano. Usai sholat kami sempat berunding apakah perjalanan dilanjutkan atau harus menginap di salah satu penginapan yang ada di dekat pelabuhan Tano.

Namun, almarhum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, karena berbagai pertimbangan. Lalu kenapa tidak jadi menginap di penginapan yang ada di dekat Pelabuhan? tenyata alasan almarhum setelah melihat didepan halaman penginapan banyak sekali truk-truk besar yang mampir.

“Kita nginap di Alas saja”ujar almarhum dan perjalanan pun kami lanjutkan kendati dalam suasana hujan.

Singkat cerita setelah menempuh perjalanan yang sedikit melelahkan karena diguyur hujan, kami berduapun sampai di Alas ibu kotanya Kecamatan Alas.

Di sini saya dan almarhum mencari penginapan, dan Alhamdulillah ada penginapan di pinggir jalan dan kami berdua memutuskan untuk nginap di tempat itu.

Usai sholat subuh, saya dan almarhum Agus Suryanto melanjutkan perjalanan ke Sumbawa dan Alhamdulillah sampai di Kota Sumbawa masih pagi.

Tiba-tiba saat memasuki Kota Sumbawa, telepon almarhum yang kebetulan masih menggunakan Hp jadul Nokia dan belum menggunakan Hp android seperti sekarang ini.

Karena penasaran saya pun bertanya siapa yang telepon, lalu almarhum jawab”Tadi Kasat Lantas Polres Sumbawa yang telpon,”kata almarhum ke saya sembari melanjutkan dia suruh kita mampir dan sudah menunggu di kantornya.

Saya dan almarhum pun mampir di Polres Sumbawa, dan Alhamdulillah di Polres Sumbawa sempat bertemu dengan pak Iptu Ismudianto asal Dompu yang saat itu menjabat Kapolsek Utan re kalau tidak salah.

Setelah bertemu dan ngobrol-ngobrol dengan Kasat Lantas Polres Sumbawa yang juga pernah bertugas di Dompu ini, saya dan almarhum pun pamit. Namun, sebelum pamit kami berdua diajak sarapan di rumah makan depan Polres Sumbawa. Usai sarapan pagi bersama Kasat Lantas Polres Sumbawa ini, maaf saya lupa namanya saya dan almarhum pun minta pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Dompu. Ketika pamit Pak Kasat Lantas ini pun sempat menyelipkan sesuatu di kantung almarhum untuk bekal di perjalanan”maaf sekedar untuk isi bensin,” katanya. Memang saat menjadi wartawan almarhum sangat dekat dengan jajaran kepolisian, apalagi rata-rata dulu pejabat di kepolisian Resort Dompu berasal dari Jawa.

Usai makan bersama Kasat Lantas Polres Sumbawa, rasanya kurang afdol kalau tidak mampir di salah satu senior kami di Sumbawa yakni Pak Abdul Muis salah seorang jurnalis Metro TV kala itu.

Di rumah pak Muis kami berdua mampir sebentar, lalu melanjutkan perjalanan ke Dompu. Namun karena belum begitu menghafal rute jalur di kota Sumbawa akhirnya saya dan almarhum mengambil jalur yang salah. Salah seorang petugas lantas yang lagi bertugas di Pos Cabang empat langsung meniupkan Pluit dan menyuruh kami berhenti.”maaf pak darimana dan mau kemana.”tanya seorang petugas lantas itu.

“Kita dari Mataram dan mau kembali ke Dompu,” jawab saya…seraya petugas lantas itu mengingatkan kalau kami telah melalui jalan yang dilarang dilalui oleh kendaraan dari arah selatan.

Kami pun minta maaf, dan petugas lantas itu meminta SIM dan STNK. Saat saya mengeluarkan STNK dan SIM di dompet, tiba-tiba salah seorang petugas lantas yang umurnya masih muda nyeletuk”Ita Doho dou Dompu? Iya kata saya lalu dia melanjutkan Mada dou dan Kempo. Mungkin karena dia tanda dai plat EA…C sepeda motor yang kami gunakan.

Usai ngobrol dengan petugas lantas asal Kempo ini, kami pun di suruh putar balik dan melanjutkan perjalanan.

Usai di suruh melanjutkan perjalanan oleh petugas lantas itu, almarhum pun nyeletuk pada saya”coba tadi kita dipersulit, saya langsung telepon pak Kasat lantas,”katanya sambil tersenyum.

Selamat jalan untuk rekan, sahabat kami almarhum Agus Suryanto semoga Husnul khotimah dan semoga Allah menempatkan almarhum yang semasih hidupnya ini sangat baik, di tempatkan di Surga.(*)

Berita Terkait

Top